Sumber: APJII
Sangat tampak jelas bahwa akses internet di Indonesia belum 100% dan juga belum merata. Tentu hal itulah yang menjadi keluhan utama para peserta didik selama masa PJJ dari ini. Rakyat juga masih mengeluhkan karena untuk mengakses internet memerlukan biaya yang tidak murah
Pemerintah menyatakan sudah mendiskon biaya internet, tapi faktanya penggunaan internet untuk PJJ sangatlah boros karena digunakan untuk mengakses buku-buku daring, pembelajaran tatap muka secara daring, tugas yang banyak dsb. Dengan begitu, kuota internet yang diperlukan pastilah besar dan semakin besar kuota internet maka harganya semakin mahal.
Sebelum melanjutkan lagi, mari kita membaca berita berikut
Setelah melihat hasil survei dari APJII dan setelah membaca berita tadi, kita pasti heran mengapa masih banyak daerah di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat yang masih kesulitan akses internet, padahal Pulau Jawa memiliki persentase pengguna internet paling besar. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa di pulau lain selain Pulau Jawa pasti memiliki daerah yang kesulitan akses internet lebih banyak.
Dengan pemaparan tadi, sudah semakin jelas bahwa dengan diadakannya PJJ secara daring malah menyulitkan peserta didik dan orang tuanya. Tidak hanya akan ketinggalan materi pembelajaran, tetapi juga akan menguras uang kas keluarga. Ini tentunya sangat menyulitkan bagi kita semua.
Sudah saatnya untuk pemerintah meninjau kembali cara pembelajaran seperti ini. Proses peninjauan ini tentu harus berlangsung dengan cepat dan perbaikan kualitasnya harus lebih sigap agar tidak ada yang dirugikan.
Muhammad Satriyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar